ADMINISTRASI & MANAJEMEN SEKOLAH
ADMINISTRASI & MANAJEMEN SEKOLAH
MANAJEMEN KURIKULUM DAN STANDAR PELAYANAN MINIMUM DI SMPN 4 GERUNG
DOSEN PENGAMPU : Mohamad Mustari, Ph.D
Disusun Oleh : KELOMPOK 8 KELAS 3D
Nur Hiyanti Lukmana (E1B02310106)
Windi Indiana (E1B02310131
Martinus Madai (E1B02310139)
Selima Amelia (E1B02310120)
PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul "Manajemen Kurikulum dan Standar Pelayanan Minimum di SMPN 4 Gerung". Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah administrasi dan manajemen sekolah di Universitas Mataram, penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Mataram, 5 Desember 2024
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………2
Daftar Isi………………………………………………………………………………...3
BAB I Pendahuluan……………………………………………………….……………4
- Latar Belakang……………………………………………………….…………..4
- Metode Teknik Pengumpulan Data....……………………………....…………....4
- Hasil Pengumpulan Data.......................................................…………………….4
BAB II Pembahasan………………………………………………………..…………...5
- Hasil...................................................................................................
- Pembahasan
BAB III Penutup………………………………………………….……………………..
- Kesimpulan.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat vital dalam proses pembangunan di Indonesia. Mengingat betapa pentingnya peran pendidikan, seharusnya pendidikan menjadi prioritas utama dalam pembangunan, baik di tingkat pusat, provinsi, maupun daerah. Alokasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN untuk mendukung kelangsungan pendidikan formal dan non-formal di Indonesia sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas pendidikan. Dengan adanya anggaran tersebut, diharapkan kualitas pendidikan dapat semakin diperbaiki. Menyadari pentingnya kualitas pendidikan, pemerintah berupaya untuk memenuhi hak setiap warga negara guna meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, yang mengamanatkan pemerintah untuk bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan umum.
Rendahnya mutu dan kualitas pendidikan merupakan permasalahan yang ada pada pendidikan dasar. Hal ini dapat diketahui dari hasil prestasi siswa atau tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang tergolong rendah. Prestasi belajar siswa sebagai salah satu indikator rendahnya kualitas pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh berbagai komponen. Mulyana (2009: 93) komponen- komponen tersebut antara lain: “1) siswa; 2) guru sebagai tenaga pendidik; 3) administrasi; 4) kurikulum; 5) keuangan; 6) sarana dan prasarana sebagai instrumental”. Komponen tersebut sangat berpengaruh pada mutu dan kualitas pendidikan.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, minat baca siswa merupakan hal yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Siswa di Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah. Banyak orang tua yang tidak memperhatikan anaknya karena kesibukan bahkan jarang memfasilitasi anak dengan buku-buku bacaan karena tidak memiliki waktu untuk membelikan buku atau karena keadaan ekonomi sehingga Indonesia jauh tertinggal dari negara lain. Dengan memiliki minat membaca, siswa akan mengetahui segala ilmu pengetahuan karena manusia belajar dimulai dari membaca. Selain itu, Sumber Daya Manusia yaitu pendidik yang berkualitas juga merupakan hal penting dalam pendidikan meliputi jumlah guru yang memadai dan kualifikasi guru sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan secara nasional. Dengan rendahnya kualitas guru akan berakibat terhadap rendahnya pelayanan publik sektor pendidikan karena guru merupakan kunci suksesnya pendidikan. Banyak guru lama yang sudah mengajar selama puluhan tahun.
Kurikulum juga berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Dengan adanya perubahan kurikulum berkali-kali yang memiliki unsur politik seperti jual beli buku antara penerbit dengan siswa menjadi suatu alasan demi perbaikan mutu pendidikan. Faktanya dapat dilihat dari siswa yang memiliki saudara selisih satu atau dua tahun tidak dapat mempergunakan buku tersebut karena adanya pergantian kurikulum. Sarana pendidikan juga ada yang masih dalam keadaan tidak layak untuk dipergunakan. Sekolah diharapkan mampu menyediakan sarana dan prasaranan bagi siswa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 42 ayat 1 dan 2 tentang standar sarana dan prasarana pendidikan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses pendidikan. Prasarana pendidikan merupakan macam-macam peralatan, benda-benda yang digunakan guru dan siswa untuk memudahkan dan membuat nyaman penyelenggaraan pendidikan. Prasarana pendidikan seperti ruang kelas, meja, kursi, alat peraga, globe, dan buku-buku pelajaran. Semakin lengkap sarana dan prasarana pendidikan maka akan semakin efektif pula proses belajar mengajar yang dilaksanakan sehingga siswa akan semakin mudah menyerap setiap materi yang diajarkan. Dengan adanya desentralisasi diharapkan setiap sekolah memiliki tanggungjawab untuk berkembang secara optimal dan mandiri untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya masing-masing dipengaruhi oleh berbagai komponen seperti siswa, guru, kurikulum, sarana prasarana dan lain-lain yang sangat menunjang kualitas pendidikan. Hal ini seperti pendapat Amtu (2011:83) menyatakan “desentralisasi juga bisa membuat layanan lebih bertanggung jawab kepada masyarakat lokal yang mengeluhkan suatu layanan”. Melalui kebijakan desentralisasi tersebut dengan adanya pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah yang merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan oleh pemerintah.
Pendidikan telah mendapat perhatian dari pemerintah hal ini terbukti dengan adanya pelayanan pada pendidikan dasar yang telah ditetapkan Pemerintah yang disebut Standar Pelayanan Minimal yang merupakan tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan yang diselenggarakan oleh Kabupaten /Kota dan oleh satuan pendidikan sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota. Dengan adanya pelaksanaan kebijakan SPM diharapkan SPM diprioritaskan agar mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat sebagai cerminan negara yang sejahtera berdasarkan paradigma Good Governance. “SPM harus diprioritaskan karena didisain sebagai suatu instrumen untuk memenuhi SNP secara bertahap (Dikdas Bantul, 2014)”. Maka, implementasi SNP perlu dilaksanakan secara bertahap karena membutuhkan sumberdaya yang sangat besar, kapasitas SDM serta kapasitas kelembagaan yang sangat tinggi.
SMPN 4 Gerung, sebagai salah satu lembaga pendidikan di Kabupaten Lombok Barat, memiliki tantangan dalam mengelola kurikulum secara optimal, terutama dalam upaya memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. SPM sendiri merupakan standar yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan untuk menjamin kualitas layanan pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kualitas pengajaran, infrastruktur pendidikan, fasilitas pendukung, hingga pelayanan terhadap siswa dan orang tua. Namun, meskipun sudah ada pedoman mengenai standar pelayanan minimum, implementasinya di lapangan, khususnya di SMPN 4 Gerung, masih membutuhkan evaluasi dan pengawasan lebih lanjut. Beberapa tantangan yang dihadapi diantaranya adalah keterbatasan sumber daya, baik dari segi tenaga pengajar, fasilitas, maupun anggaran yang tersedia untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Selain itu, pengelolaan kurikulum yang efektif juga harus memastikan bahwa setiap materi yang diajarkan sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan hal tersebut, penting untuk menganalisis bagaimana manajemen kurikulum diterapkan di SMPN 4 Gerung, serta bagaimana penerapan standar pelayanan minimum di sekolah ini dapat berjalan sesuai dengan kebijakan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tantangan dan solusi yang dihadapi oleh SMPN 4 Gerung dalam mengelola kurikulum dan memenuhi SPM, serta memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Melalui makalah ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kebijakan pendidikan yang lebih baik, terutama dalam hal pengelolaan kurikulum dan pemenuhan standar pelayanan minimum di sekolah-sekolah di Indonesia, khususnya di SMPN 4 Gerung.
B. Metode Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini di SMPN 4 Gerung yang beralamat di Jl. Jenderal Sudirman, Dasan Geres, Kec. Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberi uraian mengenai gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel berdasarkan indikator yang diteliti tanpa membuat hubungan dan perbandingan dengan sejumlah variabel yang lain. Teknik pengumpulan data pada penelitian menggunakan tiga langkah yakni observasi, wawancara dan dokumentasi.
Teknik observasi digunakan untuk mengamati langsung proses pembelajaran dan implementasi kurikulum di SMPN 4 Gerung. Peneliti mengamati kegiatan sehari-hari di sekolah, seperti interaksi antara guru dan siswa, serta bagaimana kurikulum diterapkan dalam praktik pembelajaran. Observasi ini memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi nyata di lapangan dan mendukung pemahaman mengenai efektivitas pembelajaran yang dijalankan. Selanjutnya, wawancara dilakukan dengan berbagai pihak yang terlibat dalam manajemen kurikulum di SMPN 4 Gerung, seperti guru yang terlibat dalam urusan kurikulum. Wawancara ini bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai proses perencanaan dan pengelolaan kurikulum, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya. Melalui wawancara, peneliti memperoleh perspektif langsung dari pihak yang terlibat, yang memungkinkan untuk memahami kendala, upaya, dan strategi yang diterapkan dalam pengelolaan kurikulum di sekolah tersebut. Selain itu, dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data terkait berbagai dokumen resmi yang mendukung kegiatan pembelajaran dan manajemen kurikulum, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kalender pendidikan, modul ajar, serta laporan evaluasi. Dokumentasi ini memberikan bukti konkret dan objektif yang memperkaya data yang diperoleh dari observasi dan wawancara, serta memastikan bahwa data yang dikumpulkan valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian bab ini kami akan melihat apa hasil dan pembahasan yang telah dapat dari hasil observasi itu sendiri sehingga terlebih dahulu kita akan melihat hasilnya dan kemudian pembahasan maka Ada pun hasil yang kami peroleh dari observasi di SMPN 4 Gerung yaitu sebagai berikut
A. Hasil
Bagaimana proses perencanaan dan pengelolaan kurikulum di SMPN 4 Gerung? Apa saja langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun kurikulum yang sesua dengan kebutuhan siswa?
Jawaban:
Sebelum memulai pembelajaran pada tahun ajaran baru, para guru di SMPN 4 Gerung mengadakan rapat koordinasi yang mencakup berbagai aspek penting. Rapat ini membahas hal-hal seperti penyusunan kalender pendidikan, pembuatan buku acuan, pengaturan beban mengajar, serta berbagai kebutuhan administratif lainnya yang mendukung kelancaran pembelajaran.
Apa peran dan tanggung jawab guru dalam administrasi dan manajemen kurikulum di sekolah ini? Apakah ada koordinasi khusus antara guru dan pihak manajemen sekolah terkait hal ini?
Jawaban:
Setiap guru memiliki peran penting dalam merancang program-program administratif yang meliputi sistem pembelajaran tahunan dan semesteran. Selain itu, guru juga bertanggung jawab untuk melakukan analisis terhadap mata pelajaran yang diajarkan, serta menilai kebutuhan pembelajaran yang diperlukan oleh siswa. Hal ini termasuk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pembuatan modul ajar, dan pengaturan waktu belajar yang sesuai dengan kalender pendidikan yang telah disusun oleh sekolah.
Apa tantangan utama dalam manajemen kurikulum di SMPN 4 Gerung. Dan bagaimana sekolah mengatasi tantangan tersebut?
Jawaban :
Salah satu tantangan utama yang dihadapi SMPN 4 Gerung setiap tahun adalah tingginya jumlah peserta didik yang baru masuk. Peningkatan jumlah siswa sering kali mempengaruhi keseimbangan antara jumlah peserta didik dan kebutuhan pembelajaran yang diperlukan. Terlebih lagi, pemahaman siswa mengenai kurikulum yang diterapkan di SMPN 4 Gerung masih belum optimal, yang dapat berdampak pada efektivitas proses pembelajaran di sekolah.
Bagaimana SMPN 4 Gerung memastikan kualitas pelayanan pendidikan yang diberikan kepada setiap siswa memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah?
Jawaban:
Kriteria yang mendasari untuk keberhasilan sekolah yang masih terbaca di kurikulum Merdeka
1). Kurikulum
2). Kepada rapot sekolah
3). Tugas/standar pelayanan minimal
4). Program sekolah yang di buat oleh kepala sekolah (rencana jangka Panjang atau pendek)
5). Ujian asesmen komputer
6). Ketuntasan belajar dalam satu semester.
Bagaimana pihak sekolah melakukan evaluasi terhadap pemenuhan standar pelayanan minimum? Apa indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian SPM di sekolah ini?
Jawaban:
1). Melakukan evaluasi yang tertulis seperti melakukan assessment
2).melalui AMBK
3).Kondusif dalam pembelajaran
4).Banyaknya anak-anak yang masuk atau tidak
5). kolaborasi peningkatan pembelajaran dengan kegiatan non-pembelajaran seperti ekstrakulikuler yang di dukung.
Bagaimana SMPN 4 Gerung menyelaraskan administrasi dan manajemen kurikulum dengan pemenuhan standar pelayanan minimum (SPM) untuk menciptakan pengalaman belajar yang berkualitas bagi siswa?
Jawaban:
1. Melalui kesepakatan memenuhi adminitrasi masing-masing guru termasuk sebagai guru wali kelas, juga yang memegang ekstrakulikuler, pelatih seperti pembina.
2. lalu mereka akan ,menjalankan tugasnya dan fungsinya masing-masing.
3. Kemudian di kolaborasikan atau disatukan untuk menyampaikan tata tertib, dan visi misi kepada peserta didik.
Apa tantangan yang dihadapi dalam mengintegrasikan kurikulum dengan standar pelayanan minimum, dan bagaimana solusi yang diterapkan oleh sekolah?
Jawaban :
1. Peserta didik dari latar belakang yang Merdeka.
2 . Adanya perubahan kurikulum.
3. Membahas kurikulum dari berbagai jenjang pembelajaran, webinar, pertemuan MGMP.
B. PEMBAHASAN
Dalam dunia pendidikan, kurikulum adalah poin terpenting yang menjalankan proses kegiatan belajar peserta didik serta memastikan kualitas pelayanan pendidikan kementerian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi (Kemdikbud) telah melakukan upaya mendasar dan progresif yakni merubah kurikulum pembelajaran dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka. Tujuannya tidak lain untuk penguatan peran kurikulum dalam proses transformasi pendidikan di era saat ini dan masa yang akan datang.
proses perencanaan dan pengelolaan kurikulum di SMPN 4 Gerung dan langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu Sebelum memulai pembelajaran pada tahun ajaran baru, para guru di SMPN 4 Gerung mengadakan rapat koordinasi yang mencakup berbagai aspek penting. seperti penyusunan kalender pendidikan, pembuatan buku acuan, pengaturan beban mengajar, serta berbagai kebutuhan administratif lainnya yang mendukung kelancaran pembelajaran.
Seseorang yang bertugas untuk memberikan pendidikan kepada peserta didik adalah guru. Sebagai seorang pendidik, guru tidak hanya bertugas untuk mengajar dan mendidik peserta didiknya saja, tetapi juga harus mengenal eksistensi kurikulum operasional yang ada di sekolah. Pada kesempatan kali ini, Anda akan mengetahui bagaimana cara menyusun kurikulum yang bermanfaat dan menyenangkan. Sehingga ada pun peran dan tanggung jawab guru dalam administrasi dan manajemen kurikulum di sekolah ini dan koordinasi khusus antara guru dan pihak manajemen sekolah terkait hal ini yaitu setiap guru memiliki peran penting dalam merancang program-program administratif yang meliputi sistem pembelajaran tahunan dan semesteran. Selain itu, guru juga bertanggung jawab untuk melakukan analisis terhadap mata pelajaran yang diajarkan, serta menilai kebutuhan pembelajaran yang diperlukan oleh siswa. Hal ini termasuk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pembuatan modul ajar, dan pengaturan waktu belajar yang sesuai dengan kalender pendidikan yang telah disusun oleh sekolah.
Dalam setiap aktivitas manusia tentu tidak terus mulus sehingga salah satu tantangan dalam menerapkan kurikulum merdeka yang tidak dapat terhindarkan adalah pelaksanaan asesmen pembelajaran. Saat ini beberapa guru mungkin hanya fokus pada fokus pada asesmen akhir/sumatif pembelajaran. Padahal seharusnya pelaksanaan asesmen mencakup pada asesmen awal, asesmen proses (assessment for and as learning) dan akhir pembelajaran (assessment of learning). Rangkaian proses asesmen tersebut juga merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan terintegrasi dalam proses pembelajaran. Tantangan utama dalam manajemen kurikulum di SMPN 4 Gerung, dan sekolah mengatasi tantangan tersebut Salah satu tantangan utama yang dihadapi SMPN 4 Gerung setiap tahun adalah tingginya jumlah peserta didik yang baru masuk. Peningkatan jumlah siswa sering kali mempengaruhi keseimbangan antara jumlah peserta didik dan kebutuhan pembelajaran yang diperlukan. Terlebih lagi, pemahaman siswa mengenai kurikulum yang diterapkan di SMPN 4 Gerung masih belum optimal, yang dapat berdampak pada efektivitas proses pembelajaran di sekolah.
Sehingga sangat penting untuk sekolah memastikan kualitas pelayanan pendidikan seperti yang di SMPN 4 Gerung yaitu mereka memastikan kualitas pelayanan pendidikan yang diberikan kepada setiap siswa memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah misalnya seperti Kriteria yang mendasari untuk keberhasilan sekolah yang masih terbaca di kurikulum Merdeka
- Kurikulum
- Kepada rapot sekolah
- Tugas/standar pelayanan minimal
- Program sekolah yang di buat oleh kepala sekolah (rencana jangka Panjang atau pendek)
- Ujian asesmen komputer
- Melakukan evaluasi yang tertulis seperti melakukan assessment
- melalui AMBK
- Kondisi dalam pembelajaran
- Banyaknya anak-anak yang masuk atau tidak
- kolaborasi peningkatan pembelajaran dengan kegiatan non-pembelajaran seperti ekstrakulikuler yang di dukung.
Maka setiap tahun di SMPN 4 Gerung menyelaraskan administrasi dan manajemen kurikulum dengan pemenuhan standar pelayanan minimum (SPM) untuk menciptakan pengalaman belajar yang berkualitas bagi siswa sehingga ada beberapa indikator dalam melakukan evaluasi terhadap pemutuhan pelayanan pendidikan sebagai berikut
- Melakukan evaluasi yang tertulis seaperti melakukan assasment
- melalui AMBK
- Kondisi dalam pembelajran
- Banyaknya anak-anak yang masuk atau tidak
- kolaborasi peningkatan pembelajaran dengan kegiatan non-pembelajaran
Sehingga di SMPN 4 Gerung menyelaraskan administrasi dan manajemen kurikulum dengan pemenuhan standar pelayanan minimun (SPM) untuk menciptakan pengalaman belajar yang berkualitas bagi siswa sehingga ada beberapa hal yang diterapkan di SMPN 4 itu sendiri
Melalui kesepakatan memenuhi adminitrasi masing-masing guru termasuk sebagai guru wali kelas, juga yang memegang ekstrakulikuler, pelatih serta pembina mereka akan ,menjalankan tugasnya dan fungsinya masing-masing.
Kemudian di kolaborasikan atau disatukan untuk menyampaikan tata tertib, dan visi misi kepada peserta didik.
Demikian hal itu pun harus melewati banyak tantangan seperti tantangan yang dihadapi dalam mengintegrasikan kurikulum dengan standar pelayanan minimum, dan sampai menemukan solusi yang diterapkan oleh sekolah yaitu
- Peserta didik dari latar belakang yang Merdeka.
- Adanya perubahan kurikulum.
- Membahas kurikulum dari berbagai jenjang pembelajaran, webinar, pertemuan MGMP.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum di SMPN 4 Gerung merupakan upaya penting dalam memastikan kualitas pendidikan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang telah ditetapkan pemerintah. Sekolah melakukan berbagai langkah strategis seperti perencanaan kurikulum melalui rapat koordinasi, penyusunan kalender pendidikan, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta pelaksanaan asesmen untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.
Guru memainkan peran krusial dalam mengelola kurikulum dan administrasi pembelajaran. Mereka merancang program tahunan dan semesteran, mengembangkan modul ajar, dan menjalankan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, evaluasi berkala dilakukan untuk menilai efektivitas implementasi kurikulum, melalui asesmen tertulis, AMBK, dan partisipasi siswa dalam kegiatan akademik dan ekstrakurikuler.
Tantangan yang dihadapi meliputi perubahan kurikulum, meningkatnya jumlah siswa, keterbatasan sumber daya, serta perbedaan latar belakang peserta didik. Untuk mengatasinya, sekolah mengadopsi pendekatan kolaboratif melalui pelatihan guru, pertemuan MGMP, dan pengembangan program sekolah yang mendukung kualitas belajar mengajar.
Secara keseluruhan, pengelolaan kurikulum di SMPN 4 Gerung telah berjalan sesuai pedoman, meskipun masih memerlukan pengawasan dan evaluasi yang berkelanjutan untuk mencapai standar pendidikan yang lebih tinggi. Melalui komitmen yang kuat dari semua pihak terkait, sekolah mampu menghadirkan layanan pendidikan yang berkualitas dan mempersiapkan siswa untuk masa depan yang lebih baik.
Komentar
Posting Komentar