MEMBINA atau MEMBUNUH
Membina itu bukan untuk membunuh generasi bangsa. melainkan untuk memanusiakan manusia yang seutuhnya, agar mereka bisa mempunyai sikap kedewasaan yang tahu akan jati diri nya Sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu sejarah nya, jati diri/identitasnya sebagai orang papua yang sedang berada di ambang kepunahan Musa Mako tabuni.
Maka kita sebagai senior/intelektual itu penting untuk melihat ke belakang bagi generasi bangsa Papua barat yang mempunyai mimpi yang besar demi rakyat dan tanah air west Papua. Oleh sebab itu kita sebagai orang yang terdidik dan terpelajar kita harus dan terus mendorong mereka untuk berpikir radikal dan kritis dengan itu dia akan menjadi seseorang yang bertanggung jawab dalam berbagai hal atau persoalan yang sedang terjadi dilingkungan sekitarnya dan di Papua sehingga dengan pemikiran yang maju di mampu untuk melawan terhadap segala kebijakan yang dibentuk untuk memusnahkan orang papua diatas tanah leluhur sendiri.
Agar generasi muda Papua itu mereka lebih maju secara intelektual dan integritas, yang cerdas dan berpotensi di zaman Era globalisasi yang sangat canggih ini, supaya mereka memiliki rasa bertanggung jawab yang besar bagi negrinya, atas dasar sikap kedewasaan yang mereka miliki sehingga mereka mampu untuk mengambil keputusan dalam berbagai pengaruh penyakit sosial yang mempengaruhi mereka saat ini.
Jika ketika mereka berjuang dan berbicara tentang masa depannya sendiri dan menentukan nasibnya sendiri dan berbicara papua merdeka itu kita jangan memarahi mereka. Karena pada dasarnya setiap orang yang lahir diatas tanah air west Papua ini adalah cinta terhadap bintang kejora dan hal itu kita harus bangga dengan mereka karena tidak semua orang yang berani berbicara demikian karena beberapa generasi bangsa Papua barat spikologisnya sudah bunuh secara sistematis dan masif oleh sistem pendidikan yang terapkan di Indonesia ini dan lebih khususnya di Papua.
Hal ini kita bisa lihat juga situasi saat ini Papua barat kolonial Indonesia mereka pembunuhan kita secara fisik dan spikologis yang mana setiap aksi yang dilakukan oleh mahasiswa maupun pelajar selalu dibatasi diteror sehingga ruang berpikir dan bertindak itu sangat sempit terbungkam.
Mengapa kita menyatakan bahwa kolonial Indonesia bermain secara sistematis karena hal ini terlihat ketika solidaritas pelajar west Papua melakukan aksi demo damai serentak di beberapa wilayah papua pada Senin 17 Februari 2025 diwilayah Yalimo dibubarkan secara paksa dengan menyiram gas air mata serta tembakan senjata api di Jayawijaya pihak kepolisian bukannya mengkawal dan mengamankan melainkan diteror intimidasi dan mengancam dengan nada tegas terhadap para pelajar di Nabire beberapa pelajar di tahan di polres Nabire sehingga para TNI/PORLI dan intelijen mereka menghubungi pihak dinas pendidikan provinsi Papua tengah untuk mengancam para pelajar tersebut sehingga dalam video yang beredar di beberapa media sosial terlihat sangat jelas intimidasi dan teror dari dinas pendidikan provinsi Papua tengah yang di Kawali oleh intelijen dan TNI/PORLI kejadian tersebut merupakan pembunuh yang secara sistematis dan masif. Karena apa yang dilakukan oleh pelajar ini, mereka bukan merusak fasilitas umum ataupun tidak melakukan aksi menolak program makanan bergizi gratis MBG ini secara kasar namun secara sadar. Karena mereka sadar bahwa mereka ke sekolah bukan karena lapar dan bukan juga karena mereka membutuhkan makanan namun yang mereka butuhkan adalah ilmu pengetahuan yang mereka incar karena mereka yakin bahwa mereka adalah angin perubahan bagi tanah air papua barat. sebab segala sesuatu yang dilakukan oleh bangsa tertindas adalah benar. George orwil
Maka dari itu kita sebagai senior atau intelektual kita harus menjaga mereka dari berbagai ancaman terutama dari pihak kolonialisme Indonesia, karena ketika generasi kita semakin cerdas dan berkembang menjadi seseorang yang berpikir radikal dan kritis disituasi itulah orang lain masuk untuk membunuh anak anak/adik adik kita yang sedang berkembang itu .
Komentar
Posting Komentar